Pages

Senin

Perundingan dalam Usaha Pengakuan Kedaulatan


Indonesia telah beberapa kali mengadakan perundingan dengan Belanda. Namun, perjanjian itu selalu dilanggar oleh Belanda. Selanjutnya, komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI (United Nations Comission for Indonesa) mempertemukan kembali Belanda dengan Indonesia di meja perundingan. Perundingan yang ditempuh, antara lain perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB).

Perundingan Roem-Roijen


Hebatnya perjuangan rakyat dan tekanan internasional memaksa Belanda menerima perintah Dewan Keamanan PBB. Belanda menghentikan agresinya dan kembali ke meja perundingan. Untuk mengawasi jalannya perundingan, PBB membentuk UNCI (United Nations Comission for Indonesia).

Perundingan antara Indonesia dengan Belanda berjalan berlarut-larut. Akhirnya Perjanjian Roem–Royen berhasil ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem. Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Roijen. Dan sebagai penengahnya dari UNCI yaitu Merle Cochran.
Dr. Jan Herman van Roijen

Mohammad Roem

Isi Perjanjian Roem–Royen adalah sebagai berikut.

a. Pemerintahan RI dikembalikan ke Jogjakarta, penghentian perang gerilya dan pembebasan semua tahanan politik.

b. Indonesia dan Belanda bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan kemanan.

c. Belanda menyetujui adanya RI sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.

d. Akan diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dan Belanda di Den Haag setelah pemerintahan RI kembali ke Jogjakarta.

Pasukan Belanda akhirnya meninggalkan Jogjakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Kemudian pada 6 Juli 1949 presiden, wakil presiden, dan pemimpin Indonesia lainnya yang ditawan Belanda dibebaskan dan kembali ke Jogjakarta.

Konferensi Meja Bundar (KMB)


Sebagai tindak lanjut Perjanjian Roem-Royen, pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 November 1949 diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg) atau Badan Musyawarah Negara-negara Federal dipimpin oleh Sultan Hamid II. Delegasi Belanda dipimpin oleh Mr. van Maarseveen. Sedangkan UNCI dipimpin oleh Chritchley.

Hasil-hasil persetujuan yang dicapai dalam KMB adalah sebagai berikut.

1. Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada RIS pada akhir bulan Desember 1949.
2. RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia Belanda.
3. Irian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda.
Kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB sangat memuaskan rakyat Indonesia. Akhirnya kedaulatan negara Indonesia diakui oleh pihak Belanda. Seluruh rakyat Indonesia menyambut hasil KMB dengan suka cita.

Pengakuan Kedaulatan


Setelah RIS berdiri, Ir. Soekarno terpilih sebagai presiden RIS . Ia dilantik pada 17 Desember 1949 di Keraton Yogyakarta. Wakil presiden RIS terpilih Drs. Moh. Hatta. Ia dilantik pada 20 Desember 1949. Dalam rangka penyerahan kedaulatan, pada 23 Desember 1949 delegasi RIS berangkat ke Belanda. Upacara pengakuan kedaulatan dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Den Haag dan Yogyakarta, Belanda.



Pada 27 Desember 1949  dalam acara penandatanganan pengakuan kedaulatan di Den Haag, Ratu Yuliana (Ratu Belanda) bertindak sebagai wakil Negeri Belanda Belanda dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil Indonesia (gambar 1). Sedangkan dalam upacara pengakuan kedaulatan yang dilakukan di Yogyakarta, pihak Belanda diwakili oleh Mr. Lovink (wakil tertinggi pemerintah Belanda) dan pihak Indonesia diwakili Sri Sultan Hamengkubuwono IX (gambar 2).

gambar 1
gambar 2
 
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sehari setelah pengakuan kedaulatan, ibu kota negara pindah dari Yogyakarta ke Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera Indonesia.

Kerjakan soal >>> KLIK disini !!!

0 komentar:

Posting Komentar