Pages

Rabu

#Intermezo Dokumentasi SM-3T LPTK UNJ

Beberapa foto sebagai goresan kenangan saat prakondisi sampai menjelang keberangkatan ke tempat penempatan masing-masing di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.  
foto bersama teman-teman satu barak, barak Ahmad Yani

foto bersama dengan menggunakan perlengkapan yang diberikan oleh LPTK.

saat materi survival

barang bawaan kami peserta SM-3T

Dokumentasi saat berada di Kemendikti Ristek

pelepasan peserta SM-3T di Kemendikti Ristek

saat prakondisi materi preteaching per prodi

Kartu peserta prakondisi dan buku pedoman pelaksanaan SM-3T

amunisi yang diberikan saat prakondisi sebelum pemberangkatan ke penempatan masing-masing daerah.

peserta SM-3T penempatan kabupaten Tambrauw saat berada di Sorong

saat acara lepas sambut peserta SM-3T angkatan IV dan angkatan V

saat menikmati sunset di kota Sorong

Selasa

Distrik Yembun, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat

Pemberangkatan pun tiba, saya bersama dengan peserta SM-3T penempatan kabupaten Tambrauw dengan jumlah 33 peserta secara bersama-sama berangkat menuju kota Sorong melalui Bandara Soekarno Hatta. Ini adalah pengalaman pertama saya naik pesawat terbang, sungguh beruntung pertama kali naik pesawat langsung ke daerah yang jauh yaitu Papua. Sebelum sampai di Sorong kami transit di Makassar, kami berangkat dari pukul 00.05 WIB dan sampai di Sorong kira-kira 05.30 WIT. Sesampainya di sorong rombongan peserta kabupaten Tambrauw dan Raja Ampat bertemu, sekaligus berpisah untuk ke penempatan masing-masing. Tidak menunggu waktu yang lama kami langsung dijemput dengan kendaraan mobil Damri menuju tempat penginapan yaitu di salah satu hotel pinggir pantai kota Sorong. Kami berada di penginapan hanya beberapa hari dan setelah itu kami diberitahu distrik penempatan kami masing-masing, saya penempatan di distrik Yembun.
perserta SM3T LPTK UNJ penempatan Tambrauw dengan dosen pembimbing Pak Taufiq dan Pak Oman.

Distrik Yembun berada tidak jauh dari Kota Sorong, namun perjalanan menuju distrik tersebut cukup memakan waktu lama sekitar 5 sampai 6 jam dengan menggunakan mobil hilux. Waktu yang lama itu dikarenakan jalanan menuju distrik tersebut yang penuh dengan bebatuan, perbaikan jalan, tebing, dan pepohonan. Pengalaman baru bagi saya bisa melewati perjalanan yang menurut saya itu adalah perjalanan paling ekstrim yang pernah saya lalui, saat di pertengahan perjalanan saya bisa melihat pantai yang indah.




Perjalanan bagai naik rollercoaster pun selesai, sampailah saya di desa Metnayam distrik yembun. Sungguh beruntungnya saya, karena signal di daerah Yembun sudah tersedia 24 jam sejak seminggu lalu saya sampai di daerah tersebut. Tapi sepertinya keberuntungan saya itu tidak berlangsung lama karena seharusnya memang saya tidak di desa Metnayam tapi di desa Baun karena kepala sekolah saya sedang pelatihan di Yogyakarta kurang lebih beberapa minggu jadi saya diperintahkan untuk di desa tersebut bersama dua orang teman saya sesama peserta SM3T sampai nanti kepala sekolah menjemput untuk ke desa Baun. Dan di Baun itu tidak seperti desa Metnayam, karena signal disana sangat sulit dan listrik pun tidak seperti desa Metnayam, tapi walaupun begitu tidak mematahkan semangat untuk tetap berjuang sebagai peserta SM3T karena memang itulah tantangan serta resiko yang harus dijalani semua peserta SM3T.


“Desanya sepi sekali” “Udah segini saja wilayah desanya?” itulah pernyataan dan pertanyaan yang terlontar pertama kali sampai di desa Metnayam distrik Yembun. Foto diatas adalah foto beberapa rumah di desa Metnayam, jarak antar rumah tidak begitu jauh namun memang luas daerah kampung tidak luas, dan desa ini pun yang tidak banyak penduduk. Hari pertama saya tinggal di Metnayam, saya langsung berfikir oh begini ya, tidak seperti apa yg dibayangkan sebelumnya. Sungguh.. saya beruntung di awal-awal saya berada di tanah papua saya masih memiliki teman. Di hari awal berada di desa kami langsung berpikir untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan masyarakat dan bahasa juga agar kami merasa lebih dekat dengan masyarakat serta siswa-siswa. Semoga itu dapat saya lakukan bersama teman-teman lainnya. Aamiin.

Pengalaman Baru Menjadi SM-3T

Assalammualaikum, halo bloggy apa kabar semua? semoga kalian selalu sehat dalam lindungan Allah SWT dimanapun kalian berada. aamiin. Sudah lama saya tidak posting apapun di blog ini, postingan terakhir saya tentang pelajaran kelas V SD. Tapi mulai saat ini insya allah saya akan selalu berusaha untuk menyempatkan menulis mengenai kegiatan, keluh kesah, dan cerita apapun yg saya alami selama menjadi pejuang MBMI (Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia) slogan dari SM-3T yaa.. saya ingin memulai cerita di awal postingan saya ini. Saya saat ini sedang mengikuti program SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah 3T, Terdepan Terluar dan Tertinggal) untuk lebih jelas dan detail ingin tahu apa itu SM-3T silakan gogling sendiri yaa apa itu SM3T. Untuk info lebih lanjut mengenai SM-3T silakan klik disini.

Kenapa saya ikut program ini? jujur awalnya saya tidak yakin untuk bisa mengikuti program seperti ini karena saya lulusan universitas swasta, dan saat kuliah dulu saya bukan mahasiswa aktif yang mengikuti organisasi himpunan mahasiswa. Tapi beberapa waktu sebelum pendaftaran SM-3T dibuka, saya melihat postingan kaka senior saya kalau dia sedang mengikuti program ini. Dalam hati saya langsung tergerak untuk ingin mengikuti program ini dan itu sekaligus menjawab keraguan saya kalau ternyata lulusan dari universitas swasta itu bisa mengikuti program ini, lalu saya berfikir kembali apakah mungkin saya bisa lolos seleksi padahal saya tidak aktif organisasi saat kuliah sedangkan kaka senior saya itu sebelumnya memang aktif di organisasi. Tapi walaupun begitu saya tetap ingin mencoba untuk mendaftar. 

Singkat cerita, saya pun mendaftar via online, menyiapkan segala berkas persyaratan tidak sulit hanya upload beberapa berkas seperti foto dan ijazah. Setelah saya lolos administrasi, saya pun mengikuti tes online, alhamdulillah saya pun lolos tes online, selanjutnya saya mengikuti tes wawancara dan alhamdulillah saya pun tes wawancara. Kemudian saya mengikuti prakondisi kurang lebih selama dua minggu di Rindam III Siliwangi DODIKLATPUR bersama TNI-AD. Saya sangat senang dalam mengikuti prakondisi, karena disaat prakondisi saya bertemu dengan seluruh peserta SM3T angkatan V yang berasal dari LPTK UNJ yaa.. keuntungannya adalah saya menjadi memiliki banyak teman karena 234 peserta yang mengikuti prakondisi ini, banyak teman secara nasional yang mendaftar ke LPTK UNJ disatukan dalam prakondisi. Saat prakondisi minggu pertama diisi dengan materi akademik seperti materi kepramukaan, kesehatan, media pembelajaran, perangkat pembelajaran dan lainnya. Minggu kedua diisi dengan materi ketahan malangan atau survival yang di ajarkan langsung oleh TNI-AD. Sebenarnya jika peserta sudah berhasil sampai pada prakondisi kemungkinan 99% akan lolos sebagai peserta SM3T dan 1% nya lagi adalah diri kita sendiri yang ingin melanjutkan atau mundur untuk mengikuti SM3T. 

Menjelang hari terakhir prakondisi kami semua peserta dikumpulkan dalam satu ruangan untuk mendengar pengumuman penempatan tugas, dan saat itu adalah saat yang paling menegangkan. Semua berdoa untuk ditempatkan di tempat yang paling baik untuk dirinya masing masing, LPTK UNJ tahun ini membagi peserta untuk ke 6 wilayah yaitu pulau bintan di Kepulauan Riau, Flores Timur, Kupang, Fak-Fak, Tambrauw, dan Raja Ampat. Semua wilayah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dan tugas utama kami tetap mendidik siswa-siswa di daerah sana, dengan latar belakang yang sama yaitu belum mengetahui secara persis bagaimana kondisinya kecuali kita menggali informasi dengan kaka kaka alumni yang kebetulan sebelumnya pernah penempatan di daerah tersebut. Waktu yang ditunggu pun tiba yaitu penempatan, dan saya mendapat penempatan di Tambrauw. yaa Tambrauw, memang kedengarannya asing sekali karena memang kabupaten itu baru beberapa tahun berdiri, kabupaten ini terletak diantara Sorong dan Manokwari daerah Papua Barat. Setelah saya tahu penempatan saya adalah di Papua, pikiran saya langsung terbayang Papua yang jauh disana, saya akan berada bersama mereka siswa yang berbeda jauh dari siswa yang biasanya aku ajarkan di Jakarta. 

Prakondisi pun usai.. kami semua sudah resmi menjadi peserta SM3T. Kami dibekali jaket, pakaian olahraga, topi, tas ransel, sepatu bots, celana panjang hitam, sepatu olahraga, dan pelampung. Aku menyadari semua berjalan sangat cepat dan singkat, termasuk dalam hal berpamitan dengan keluarga serta teman-teman. Saat perpisahan dengan keluarga adalah yang sangat menyedihkan, karena saya memang anak paling akhir dan jarang berpisah dalam waktu yang lama dengan keluarga terutama orang tua. Tapi mereka memberi restu untuk anaknya pergi ke daerah pelosok ibu pertiwi dengan amanah yang mulia itu pun membuat saya menjadi terharu sekaligus bangga sekali dengan mereka. Saya pasti akan rindu mereka yang akan tidak bertemu selama satu tahun. Semoga saya bisa menjalani amanah mulia ini dengan sebaik-baiknya. aamiin