Perjuangan
mempertahankan kemerdekaan dilakukan dengan revolusi fisik (perang) dan
diplomasi. Banyak tokoh yang berperan dalam usaha mempertahankan kemerdekaan,
di antaranya Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Panglima Besar Soedirman, dan Sri
Sultan Hamengkubuwono IX.
1. Ir.
Soekarno
Presiden Soekarno banyak melakukan
diplomasi dengan pemimpin-pemimpin tentara Sekutu di Indonesia. Kedatangan
tentara Sekutu di Indonesia yang diboncengi NICA membuat Presiden Soekarno
berada pada posisi yang sulit. Sekutu yang hanya memperoleh informasi sepihak
dari Belanda, mendukung pengembalian Indonesia sebagai jajahan Belanda. Berkat
diplomasi Presiden Soekarno dan Bung Hatta, Sekutu yang dipimpin Letjen
Christison mau mengakui keberadaan RI.
Tanggal 1 Oktober 1945, Letjen
Christison menyatakan bahwa kedatangannya tidak akan merebut pemerintahan
Republik Indonesia. Kemampuan diplomasi Presiden Soekarno diuji kembali ketika
pecah pertempuran di Surabaya tanggal 28 Oktober 1945. Tentara Sekutu di bawah
pimpinan Brigjen Mallaby mengakibatkan jatuhnya korban di kedua belah pihak.
Untuk menghindari terjadinya korban di kedua belah pihak, Bung Karno mengadakan
diplomasi. Berkat diplomasi Bung Karno jatuhnya korban di kedua belah pihak
dapat dihindari. Selama Perang Kemerdekaan sampai pengakuan kedaulatan,
perjuangan Bung Karno terus berlanjut. Bung Karno tetap memakai cara diplomasi
dalam perjuangannya.
2. Drs.
Mohammad Hatta
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam usaha mempertahankan kemerdekaan
antara lain sebagai berikut.
1) Menjadi pemimpin
delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda
tanggal 23 Agustus–2 November 1949.
2) Pada tanggal 27
Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.
3) Drs. Mohammad Hatta
dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi wakil presiden pertama Republik
Indonesia.
3.
Panglima Besar Soedirman
Peranan Jenderal
Soedirman dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia antara
lain sebagai berikut.
1) Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di
Ambarawa dalam menggempur dan mengusir Inggris. Saat itu beliau masih
berpangkat kolonel.
2) Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI
melakukan perang gerilya melawan Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.
Satu hal yang perlu kamu
ingat, Jenderal Soedirman tetap berjuang memimpin pasukan walaupun dalam
keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal
Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.
4. Sri
Sultan Hamengku Buwono IX
Peranan HB IX dalam perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) Pada tanggal 5
September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan bahwa Kesultanan Jogjakarta
adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Pada saat ibu kota RI
di Jakarta diserang Belanda, HB IX mempersiapkan dan menyediakan Kota
Jogjakarta sebagai pusat pemerintahan RI.
3) HB IX menjadi anggota
delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem–Royen.
4)Tanggal 27 Desember
1949, HB IX mewakili Indonesia dalam penandatanganan kedaulatan RI dan menerima
penyerahan kedaulatan dari Belanda.
0 komentar:
Posting Komentar